LANDASAN TEORITIS
A.
Pengertian
Cairan dan Elektrolit
Cairan
adalah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan
tekanan tetap.Sedangkan cairan dalam tubuh adalah suatu komponen yang terdiri
dari air dan solut (elektrolit dan non-elektrolit) yang diperlukan dalam
seluruh reaksi didalam tubuh manusia.
Sedangkan
elektrolit sendiri adalah salah satu bagian dari cairan tubuh yang bersifat
solut (zat terlarut).Elektrolit merupakan suatu zat yang terlarut atau terurai
kedalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik.Elektrolit
bisa berupa air, asam, basa, atau berupa senyawa kimia lainnya.
Di
dalam tubuh manusia, kesetimbanganantara air (H2O)-elektrolit diatur secara
ketat agar sel-sel dan organ tubuhdapat berfungsi dengan baik.
Pada
tubuh manusia, elektrolit-elektrolitini akan memiliki fungsi antara lain dalam
menjaga tekanan osmotik tubuh,mengatur pendistribusian cairan kedalam
kompartemen badan air (body’s fluidcompartement), menjaga pH tubuh dan juga
akan terlibat dalam setiap reaksioksidasi dan reduksi serta ikut berperan dalam
setiap proses metabolisme.
B.
Kompartmen
Cairan
Seluruh cairan tubuh
didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu: cairan intra selular
(CIS) dan cairan ekstraselular (CES). Pada orang dewasa normal dengan berat
badan 70 kg, total cairan tubuh (TBF) rata-rata sekitar 60% berat badan atau
sekitar 42 L. Presentase ini dapat berubah, bergantung umur, junis kelamin dan
derajat obesitas (Guyton dan Hall, 1997).
B. 1.
Cairan Intraselular (CIS)
Cairan intraselular adalah cairan
yang terkandung didalam sel, banyaknya 40% dari berat badan total tubuh.Pada
orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, atau sekitar
25 L pada rata-rata laki-laki dewasa dengan berat badan 70 kg.Sebaliknya, hanya
½ cairan tubuh bayi yang merupakan cairan intraselular.
B. 2.
Cairan Ekstraselular (CES)
Cairan ekstraselular adalah cairan yang
terdapat diluar sel, banyaknnya 20% dari total berat badan tubuh. Ukuran
relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir,
kira-kira ½ cairan tubuhnya terkandung dala CES.Setelah satu tahun, volume
relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hamper
sebanding dengan 15 L dalam rata-rata laki-laki dewasa (70 kg). CES dibagi
menjadi:
a. Cairan
Interstisisal (CIT)
Cairan
interstisial adalah cairan yang berada
disekitar sel, banyaknya kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk
dalam volume interstisial.Relative terhadap ukuran tubuh, volume CIT pada bayi
baru lahir dua kali lebih besar disbanding dengan volume CIT orang dewasa.
b. Cairan
Intravaskular (CIV)
Cairan
intravaskular merupakan cairan yang terkandung didalam pembuluh darah.Volume
CIV pada anak-anak sama dengan volume CIV pada orang dewasa. Rata-rata volume
darah pada orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah
tersebut adalah plasma.
Sisanya
2-3 L(40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit)yang mentranspor
oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Akan
tetapi nilai tersebut dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, tergantung
pada jenis kelamin, berat badan, dan faktor-faktor lain.
B. 3.
Cairan Transelular
Cairan transelular adalah cairan
yang terkandung didalam rongga khusus dari tubuh.CTS meliputi cairan
serebrospinal, pericardial, pleural, synovial, dan cairan intraocular serta
sekresi lambung.Pada waktu tertentu, CTS dapat mendekati jumlah 1 L. Namun,
sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular
setiap harinya.Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal
mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
C.
Komposisi
Cairan Tubuh
Semua
cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari pelarut dan substansi terlarut
(zat terlarut), diantaranya:
1.
Air
Air
adalah senyawa utama dari tubuh manusia.Rata-rata pria dewasa hampir 60% dari
berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat
badannya.
2.
Solut (terlarut)
Selain
air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut)
elektrolit dan non-elektrolit.
a.
Elektrolit : Substansi
yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus
listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur
dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter
[mEq/L] ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter [mol/L] ). Jumlah
kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
Elekrolit
terdiri dari dua bagian, diantaranya:
·
Kation : ion-ion yang
mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah
natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem
pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke
dalam
·
Anion : ion-ion yang
membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah
klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4ɜ).
b.
Non-elektrolit :
Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan
diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya
yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
D.
Fungsi
Cairan Tubuh Manusia
Air
merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia.Hampir semua reaksi di
dalam tubuh manusia memerlukan cairan.Agar metabolisme tubuh berjalan dengan
baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang
hilang.
Berikut
ini fungsi cairan tubuh antara lain :
1.
Mengatur suhu tubuh
Bila
kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2.
Melancarkan peredaran darah
Jika
tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan
dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3.
Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya
cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh.Air
membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4.
Kulit
Air
sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit.Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5.
Pencernaan
Peran
air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah
untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu
kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih
lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.
Pernafasan
Paru-paru
memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja
memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal
ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat
cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7.
Sendi dan otot
Cairan
tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air
dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
8.
Pemulihan penyakit
Air
mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
E.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya
adalah :
1.
Usia
Variasi
usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan
berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan
usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai
usia.
2.
Jenis kelamin
Wanita
mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh
3.
Sel-sel lemak
Mengandung
sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4.
Stres
Stres
dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis
otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5.
Sakit
Keadaan
pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan
6.
Temperatur lingkungan
Panas
yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
7.
Diet
Pada
saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini
akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
F.
Masalah
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output
cairan. Intake cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap
hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan
1.000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk
urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
Adapun masalah keseimbangan cairan dalam tubuh, yaitu:
1. Hipovolemik
Adalah
kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan dapat terjadi
kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik.Mekanisme kompensasi pada hipovolemik adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi
jantung, dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan
aldosteron.Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal
akut.
Gejala
Hipovolemik diantaranya: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa
haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering.
Adapun tanda-tandanya adalah: penurunan berat badan akut dan mata cekung
pengosongan vena jugularis. Sedangkan pada bayi dan anak-anak, yaitu adanya
penurunana jumlah air mata.
2. Hipervolemia
Hipervolemia
adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan
natrium dan air;
b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan
ekskresi natrium dan air;
c) Kelebihan pembarian cairan; dan
d) Perpindaha CIT ke plasma.
Adapun
gejala hipervolemia sendiri diantaranya: sesak nafas, peningkatan dan penurunan
tekanan darah, nadi kuat, asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi
vena leher dan irama gallop.
G.
Hilangnya
Cairan Tubuh
Kehilangan
cairan tubuh dapat bersifat :
a.
Normal
Hal
tersebut terjadi akibat pemaakaian energi tubuh.Kehilangan cairan sebesar 1 ml
terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
b.
Abnormal
Terjadi
karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang
terlalu tinggi atau rendah.
Pengeluaran
cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang
memadai dapat berakibat dehidrasi.Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh
kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk
bisa menjalankan fungsinya dengan baik.Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa
menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.
Berikut
ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
a. Dehidrasi
ringan
·
Muka memerah
·
Rasa sangat haus
·
Kulit kering dan
pecah-pecah
·
Volume urine berkurang
dengan warna lebih gelap dari biasanya
·
Pusing dan lemah
·
Kram otot terutama pada
kaki dan tangan
·
Kelenjar air mata
berkurang kelembabannya
·
Sering mengantuk
·
Mulut dan lidah kering
dan air liur berkurang
b. Dehidrasi
sedang
·
Tekanan darah menurun
·
Pingsan
·
Kontraksi kuat pada
otot lengan, kaki, perut, dan punggung
·
Kejang
·
Perut kembung
·
Gagal jantung
·
Ubun-ubun cekung
·
Denyut nadi cepat dan
lemah
c. Dehidrasi
berat
·
Kesadaran berkurang
·
Tidak buang air kecil
·
Tangan dan kaki menjadi
dingin dan lembab
·
Denyut nadi semakin
cepat dan lemah hingga tidak teraba
·
Tekanan darah menurun
drastis hingga tidak dapat diukur
·
Ujung kuku, mulut, dan
lidah berwarna kebiruan.
H.
Mengembalikan
Cairan Tubuh yang Hilang
Untuk
mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum minimal 8 gelas
(± 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari :
a. Air
putih yang higienis/air mineral
Air putih mengandung beberapa zat
penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfur, dan klorida.
b. Air
berion
Air berion tidak hanya menghilangkan
dahaga melainkan juga berfungsi sebagai sumber energi seperti halnya
karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai perantara dalam
reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat
mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat
dengan cepat.
c. Jus
buah
Selain rasanya nikmat dan segar, jus
buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang menyehatkan. Menurut
penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi
dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30
kali lebih tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus
buah saat berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.
Adapun
kepada klien yang mengalami pengeluaran cairan dan nutrisi yang berat dan
memerlukan masukan cairan melalui intravena, maka dianjurkan untuk melakukan
pemberian cairan melalui infus.Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat
langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infus
dapat dilakukan dengan memasukkan kedalam vena (pembuluh darah), diantaranya
vena lengan (vena sefalika, basilika dan mediana kubiti), vena tungkai (vena
safena), atau vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis
(khusus untuk anak-anak)
Selain
untuk pasien yang mengalami kekurangan cairan dan nutrisi, pemberian cairan
melalui infus juga dapat diberikan pada pasien syok, intoksikasi berat, pra-
dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, atau pasien yang memerlukan
pengobatan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar