Jumat, 12 September 2014

KDM elektrolit (KDPK)

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.    Pengertian Cairan dan Elektrolit
Cairan adalah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan tekanan tetap.Sedangkan cairan dalam tubuh adalah suatu komponen yang terdiri dari air dan solut (elektrolit dan non-elektrolit) yang diperlukan dalam seluruh reaksi didalam tubuh manusia.
Sedangkan elektrolit sendiri adalah salah satu bagian dari cairan tubuh yang bersifat solut (zat terlarut).Elektrolit merupakan suatu zat yang terlarut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik.Elektrolit bisa berupa air, asam, basa, atau berupa senyawa kimia lainnya.
Di dalam tubuh manusia, kesetimbanganantara air (H2O)-elektrolit diatur secara ketat agar sel-sel dan organ tubuhdapat berfungsi dengan baik.
Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolitini akan memiliki fungsi antara lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh,mengatur pendistribusian cairan kedalam kompartemen badan air (body’s fluidcompartement), menjaga pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap reaksioksidasi dan reduksi serta ikut berperan dalam setiap proses metabolisme.



B.     Kompartmen Cairan
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu: cairan intra selular (CIS) dan cairan ekstraselular (CES). Pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg, total cairan tubuh (TBF) rata-rata sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. Presentase ini dapat berubah, bergantung umur, junis kelamin dan derajat obesitas (Guyton dan Hall, 1997).

B.     1. Cairan Intraselular (CIS)
Cairan intraselular adalah cairan yang terkandung didalam sel, banyaknya 40% dari berat badan total tubuh.Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, atau sekitar 25 L pada rata-rata laki-laki dewasa dengan berat badan 70 kg.Sebaliknya, hanya ½ cairan tubuh bayi yang merupakan cairan intraselular.
B.     2. Cairan Ekstraselular (CES)
Cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat diluar sel, banyaknnya 20% dari total berat badan tubuh. Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuhnya terkandung dala CES.Setelah satu tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hamper sebanding dengan 15 L dalam rata-rata laki-laki dewasa (70 kg). CES dibagi menjadi:
a.       Cairan Interstisisal (CIT)
Cairan interstisial adalah  cairan yang berada disekitar sel, banyaknya kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial.Relative terhadap ukuran tubuh, volume CIT pada bayi baru lahir dua kali lebih besar disbanding dengan volume CIT orang dewasa.
b.      Cairan Intravaskular (CIV)
Cairan intravaskular merupakan cairan yang terkandung didalam pembuluh darah.Volume CIV pada anak-anak sama dengan volume CIV pada orang dewasa. Rata-rata volume darah pada orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah plasma.
Sisanya 2-3 L(40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit)yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih  (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Akan tetapi nilai tersebut dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, tergantung pada jenis kelamin, berat badan, dan faktor-faktor lain.
B.     3. Cairan Transelular
Cairan transelular adalah cairan yang terkandung didalam rongga khusus dari tubuh.CTS meliputi cairan serebrospinal, pericardial, pleural, synovial, dan cairan intraocular serta sekresi lambung.Pada waktu tertentu, CTS dapat mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya.Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
C.    Komposisi Cairan Tubuh
Semua cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari pelarut dan substansi terlarut (zat terlarut), diantaranya:
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia.Rata-rata pria dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
a.                   Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter [mEq/L] ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter [mol/L] ). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
Elekrolit terdiri dari dua bagian, diantaranya:
·         Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
·         Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4ɜ).

b.                  Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
D.    Fungsi Cairan Tubuh Manusia
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia.Hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan.Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Berikut ini fungsi cairan tubuh antara lain :
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.



2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh.Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit.Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
E.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah :
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
F.     Masalah Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
Adapun masalah keseimbangan cairan dalam tubuh, yaitu:
1.      Hipovolemik
Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan dapat terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.Mekanisme kompensasi pada hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan aldosteron.Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
Gejala Hipovolemik diantaranya: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Adapun tanda-tandanya adalah: penurunan berat badan akut dan mata cekung pengosongan vena jugularis. Sedangkan pada bayi dan anak-anak, yaitu adanya penurunana jumlah air mata.
2.      Hipervolemia
Hipervolemia adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
a)      Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air;
b)      Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air;
c)      Kelebihan pembarian cairan; dan
d)     Perpindaha CIT ke plasma.
Adapun gejala hipervolemia sendiri diantaranya: sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat, asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop.
G.    Hilangnya Cairan Tubuh
Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat :
a. Normal
Hal tersebut terjadi akibat pemaakaian energi tubuh.Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
b. Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau rendah.
Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi.Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik.Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.

Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
a.       Dehidrasi ringan
·         Muka memerah
·         Rasa sangat haus
·         Kulit kering dan pecah-pecah
·         Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
·         Pusing dan lemah
·         Kram otot terutama pada kaki dan tangan
·         Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
·         Sering mengantuk
·         Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
b.      Dehidrasi sedang
·         Tekanan darah menurun
·         Pingsan
·         Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
·         Kejang
·         Perut kembung
·         Gagal jantung
·         Ubun-ubun cekung
·         Denyut nadi cepat dan lemah
c.       Dehidrasi berat
·         Kesadaran berkurang
·         Tidak buang air kecil
·         Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
·         Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
·         Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
·         Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.
H.    Mengembalikan Cairan Tubuh yang Hilang
Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum minimal 8 gelas (± 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari :
a.       Air putih yang higienis/air mineral
Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfur, dan klorida.
b.      Air berion
Air berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi sebagai sumber energi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.
c.       Jus buah
Selain rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang menyehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30 kali lebih tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.
Adapun kepada klien yang mengalami pengeluaran cairan dan nutrisi yang berat dan memerlukan masukan cairan melalui intravena, maka dianjurkan untuk melakukan pemberian cairan melalui infus.Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infus dapat dilakukan dengan memasukkan kedalam vena (pembuluh darah), diantaranya vena lengan (vena sefalika, basilika dan mediana kubiti), vena tungkai (vena safena), atau vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak)

Selain untuk pasien yang mengalami kekurangan cairan dan nutrisi, pemberian cairan melalui infus juga dapat diberikan pada pasien syok, intoksikasi berat, pra- dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, atau pasien yang memerlukan pengobatan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar