Jumat, 12 September 2014

KDM body mekanik (KDPK)

BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Body Mekanik
           Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1.      Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2.      Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.
3.      Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
2.2       Prinsip-prinsip Body Mekanik
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan mencegah kecacatan.
Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
1.      Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
·                     Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh.
·                     Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi.
·                     Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.
2.      Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3.      Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.
v  Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :
1.                  Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda.  Orang berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.
2.                  Menahan ( squating ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
3.                  Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada di depan orang yang akan menarik ), posisi kaki dan tubuh dalam menarik ( seperti condong kedepan dari panggul ), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.
4.                  Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
5.                  Memutar ( pivoting ).
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.
2.3       Faktor Yang Mempengaruhi Body Mekanik
1.                  Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain – lainnya.
2.                  Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
3.                  Emosiss
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4.                  Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5.                  Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6.                  Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.
2.4              Akibat Body Mekanik Yang Buruk
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sbb :
1.                  Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
2.                  Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang vertebrata.
2.5                   Pengaturan Posisi
a. Posisi Fowler
Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan pentilasi serta membatu eliminasi urine dan usus.
1)      Pengertian
Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikan setinggi 45-60
° tanpa fleksi lutut.
2)      Tujuan
a)      Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan cardiovaskuler.
b)      Untuk melakukan aktifitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi).
3)      Peralatan
·         Tempat tidur.
·         Bantal kecil.
·         Gulungan handuk.
·         Bantalan kaki.
·         Sarung tangan.
4)                  Prosedur kerja
a)      Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan.
b)      Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
c)      Naikkan kepala bed 45°-60° sesuai kebutuhan.
d)     Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah disana.
e)      Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien.
f)       Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
g)      Pastikan tidak ada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.
h)      Letakkan bantak atau gulungan handuk dibawah paha klien.
i)        Topak telapak kaki dengan menggunakan footboart.
j)        Letakka bantak untuk menopang kedua lengan dan tangan bila klien memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut.
k)      Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
l)        Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
b.  Posisi sims
1).  Pengertian
Posisi sims (posisi semi pronasi) adalah posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi ini lengan bawah ada dibelakang tubuh klien, sementara lengan atas ada didepan tubuh klien.
2).  Tujuan
a)      Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
b)      Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter besar pada klien yang mengalami paralisis.
c)      Unyuk mempermudah pemeriksaan dan perawatan pada area parineal.
d)     Untuk tindakan pemberian enema.
3).  Peralatan
·         Tempat tidur.
·         Bantal kecil.
·         Gulungan handuk.
·         Sarung tangan (bila diperlukan).
4).  Prosedur kerja
a)      Cuci Tanagan.
b)       Tempatkan kepala datar di tempat tidur.
c)        Tempatkan pasien dalam posisi terlentang.
d)        Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian paeda abdomen
e)         Tempatkan bantal kecil dibawah kepala.
c.  Posisi trendelenburg
                 1).  Pengertian
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki.
                 2).  Tujuan
                        Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
            d.  Posisi dorsal recumbent
                1).  Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau di renggangkan) diatas tempat tidur.
                2).  Tujuan
Posisi ini silakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.
            e.  Posisi litotomi
                 1).  Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut.
                2).  Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
            f.  Posisi genu pektoral
                 1).  Pengertian
Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
                 2).  Tujuan
                        Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.
            g.  Posisi Supinasi
               1).  Pengertian
Posisi supinasi adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
                2). Tujuan
                        a.  Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
                        b.  Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
                              pronasi yang tidak tepat.
                 3).  Peralatan
·         Tempat tidur
·         Bantal angin
·         Gulungan handuk
·         Footboard
·         Sarung tangan (bila diperlukan)
    4).  Prosedur kerja
a)      Cuci tangan dengan menggunakan satung tangan bila diperlukan.
b)      Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
c)      Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien.
d)     Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal.
e)      Letakkan bantal dibawah lutut sampai tumit.
f)       Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard
g)      Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan bawah (buka lengan atas) dengan menggunakan bantal.
h)      Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
i)        Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
h.  Posisi Orthopneu
            1).  Pengertian
                   Posisi oerthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi
            dimana klien duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja
                   yang menyilang diatas bed.
            2).  Tujuan
a)      Untuk membantu mengatasi maslah pernafasan dengan memberikan ekspansi dada yang maksimal.
b)      Membuat klien yang mengalami masalah ekhalasi
3).  Peralatan
·         Tempat tidur
·         Bantal angin
·         Gulungan handuk
·         Footboard
·         Sarung tangan
4).  Prosedur kerja
a)      Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
b)      Minta kliien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
c)      Naikkan kepala bed 90°.
d)     Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed.
e)      Letakkan bantal kecil dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit.
f)       Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.
g)      Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing paha.
h)      Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard.
i)        Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
j)        Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
i.                    Posisi Pronasi
       1).  Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping.
                     2).  Tujuan
a)Memberikan ekstennsi penuh pada persendian lutut.
b)                        Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
c)Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi mulut atau tenggorokan.
        3).  Peraalatan
·         Tempat tidur
·         Bantal angin
·         Gulungan handuk
·         Sarung tangan
         4).   Prosedur kerja
a)      Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan
b)      Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur
c)      Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan siku lurus dan tangan diatas pahanya.
d)     Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal
e)      Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau payudara pada wanita) dan illiac crest.
f)       Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit.
g)      Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
h)      Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
i)        Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
j.  Posisi side lying
       1)  Pengertian
            Posisi side lying adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah                satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.

  2)  Tujuan
a)      Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik.
b)      Baik untuk posisi tidur dan istirahat.
c)      Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
  3)  Peralatan
·         Tempat tidur
·         Bantal angin
·         Gulungan handuk
·         Sarung tangan
  4)  Prosedur kerja
a)      Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
b)      Baringkan klien terlentang ditengah tempat tidur.
c)      Gulingkan klien pada posisi miring.
d)     Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien.
e)      Fleksikan bahu bawah dan posisikan kedepan sehingga tubuh tidak menopang pada bahu tersebut.
f)       Letakkan bantal dibawah lengan atas.
g)      Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ektremitas berfungsi secara paralel dengan permukaan bed.
h)      Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi.
i)        Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar