BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Body Mekanik
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1.
Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh
yang lain.
2.
Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity
dan base of support.
3.
Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang
terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem
syaraf.
2.2 Prinsip-prinsip Body Mekanik
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung
kesehatan dan mencegah kecacatan.
Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat,
mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat
dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar,
kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar
dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah
posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh
fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang
digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
1.
Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika
tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan
tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
·
Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik
yang berada dipertengahan tubuh.
·
Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ),
merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi.
·
Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan
dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan
tubuh.
2.
Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara
mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar
tumpuan.
3.
Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika
tubuh.
v Pergerakan
Dasar Dalam Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar
yang harus diperhatikan, di antaranya :
1.
Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh,
keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda.
Orang berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan,
karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke
sisi yang lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat
berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang
akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.
2.
Menahan ( squating ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh,
posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya
juga berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu
diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan
sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan
memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
3.
Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya
ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada di depan orang yang akan menarik ),
posisi kaki dan tubuh dalam menarik ( seperti condong kedepan dari panggul ),
sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan
atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan
kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.
4.
Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot besar
dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk
mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
5.
Memutar ( pivoting ).
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada
tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi
dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Body
Mekanik
1.
Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan
oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari
dan lain – lainnya.
2.
Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan
kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang
kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
3.
Emosiss
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan
ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam
mekanika tubuh dan ambulasi.
4.
Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat
benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5.
Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga
dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang
akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6.
Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang
dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan
mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi
sistem neurologi dan muskulusletal.
2.4
Akibat Body Mekanik Yang Buruk
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi
secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh
yang salah adalah sbb :
1.
Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya
kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
2.
Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal.
Seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan
terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal, misalnya kelainan pada
tulang vertebrata.
2.5 Pengaturan Posisi
a. Posisi Fowler
Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan pentilasi serta membatu eliminasi urine dan usus.
a. Posisi Fowler
Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan pentilasi serta membatu eliminasi urine dan usus.
1)
Pengertian
Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikan setinggi 45-60° tanpa fleksi lutut.
Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikan setinggi 45-60° tanpa fleksi lutut.
2)
Tujuan
a) Untuk
membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan cardiovaskuler.
b) Untuk
melakukan aktifitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi).
3)
Peralatan
·
Tempat tidur.
·
Bantal kecil.
·
Gulungan handuk.
·
Bantalan kaki.
·
Sarung tangan.
4)
Prosedur kerja
a) Cuci tangan
dengan menggunakan sarung tangan.
b) Minta klien
untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
c) Naikkan
kepala bed 45°-60° sesuai kebutuhan.
d) Letakkan
bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah disana.
e) Letakkan
bantal kecil dibawah kepala klien.
f) Letakkan
bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
g) Pastikan
tidak ada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.
h) Letakkan
bantak atau gulungan handuk dibawah paha klien.
i)
Topak telapak kaki dengan menggunakan footboart.
j)
Letakka bantak untuk menopang kedua lengan dan tangan
bila klien memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut.
k) Lepaskan
sarung tangan dan cuci tangan.
l)
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
b.
Posisi sims
1). Pengertian
Posisi sims (posisi semi pronasi) adalah posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi ini lengan bawah ada dibelakang tubuh klien, sementara lengan atas ada didepan tubuh klien.
1). Pengertian
Posisi sims (posisi semi pronasi) adalah posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi ini lengan bawah ada dibelakang tubuh klien, sementara lengan atas ada didepan tubuh klien.
2). Tujuan
a) Untuk
memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
b) Mengurangi
penekanan pada sakrum dan trokhanter besar pada klien yang mengalami paralisis.
c) Unyuk
mempermudah pemeriksaan dan perawatan pada area parineal.
d) Untuk
tindakan pemberian enema.
3). Peralatan
·
Tempat tidur.
·
Bantal kecil.
·
Gulungan handuk.
·
Sarung tangan (bila diperlukan).
4). Prosedur
kerja
a) Cuci
Tanagan.
b) Tempatkan kepala datar di tempat tidur.
c) Tempatkan
pasien dalam posisi terlentang.
d) Posisikan
pasien dalam posisi miring yang sebagian paeda abdomen
e) Tempatkan
bantal kecil dibawah kepala.
c. Posisi
trendelenburg
1).
Pengertian
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah dari pada bagian kaki.
2).
Tujuan
Posisi ini
dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
d. Posisi dorsal recumbent
1).
Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi
(ditarik atau di renggangkan) diatas tempat tidur.
2).
Tujuan
Posisi ini silakukan untuk merawat dan memeriksa
genetalia serta proses persalinan.
e. Posisi litotomi
1).
Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua
kaki dan menariknya keatas bagian perut.
2).
Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada
proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
f. Posisi genu pektoral
1).
Pengertian
Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
2).
Tujuan
Posisi ini
digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.
g. Posisi Supinasi
1). Pengertian
Posisi supinasi adalah posisi dimana klien berbaring
terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
2). Tujuan
a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan
anastesi spinal.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
pronasi yang tidak tepat.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
pronasi yang tidak tepat.
3).
Peralatan
·
Tempat tidur
·
Bantal angin
·
Gulungan handuk
·
Footboard
·
Sarung tangan (bila diperlukan)
4). Prosedur kerja
a) Cuci tangan
dengan menggunakan satung tangan bila diperlukan.
b) Baringkan
klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
c) Letakkan
bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien.
d) Letakkan
bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal.
e) Letakkan
bantal dibawah lutut sampai tumit.
f) Topang
telapak kaki klien dengan menggunakan footboard
g) Jika klien
tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka elevasikan
tangan dan lengan bawah (buka lengan atas) dengan menggunakan bantal.
h) Lepaskan
sarung tangan dan cuci tangan.
i)
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
h. Posisi
Orthopneu
1). Pengertian
Posisi oerthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi
dimana klien duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja
yang menyilang diatas bed.
Posisi oerthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi
dimana klien duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja
yang menyilang diatas bed.
2). Tujuan
a) Untuk
membantu mengatasi maslah pernafasan dengan memberikan ekspansi dada yang
maksimal.
b) Membuat
klien yang mengalami masalah ekhalasi
3). Peralatan
·
Tempat tidur
·
Bantal angin
·
Gulungan handuk
·
Footboard
·
Sarung tangan
4). Prosedur
kerja
a) Cuci tangan
dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
b) Minta kliien
untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
c) Naikkan
kepala bed 90°.
d) Letakkan
bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed.
e) Letakkan
bantal kecil dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit.
f) Pastikan
tidak ada tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.
g) Letakkan
gulungan handuk dibawah masing-masing paha.
h) Topang
telapak kaki klien dengan menggunakan footboard.
i)
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
j)
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
i.
Posisi Pronasi
1). Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring
diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping.
2).
Tujuan
a)Memberikan
ekstennsi penuh pada persendian lutut.
b)
Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan
lutut.
c)Memberikan
drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi mulut atau
tenggorokan.
3). Peraalatan
·
Tempat tidur
·
Bantal angin
·
Gulungan handuk
·
Sarung tangan
4). Prosedur kerja
a) Cuci tangan
dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan
b) Baringkan
klien terlentang mendatar di tempat tidur
c) Gulingkan
klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan siku lurus dan
tangan diatas pahanya.
d) Putar kepala
klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal
e) Letakkan
bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau payudara pada
wanita) dan illiac crest.
f) Letakkan
bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit.
g) Jika klien
tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka elevasikan
tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
h) Lepaskan
sarung tangan dan cuci tangan
i)
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
j. Posisi side
lying
1) Pengertian
Posisi
side lying adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala
menoleh kesamping.
2) Tujuan
a) Mengurangi
lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik.
b) Baik untuk
posisi tidur dan istirahat.
c) Membantu
menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
3) Peralatan
·
Tempat tidur
·
Bantal angin
·
Gulungan handuk
·
Sarung tangan
4) Prosedur kerja
a) Cuci tangan
dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
b) Baringkan
klien terlentang ditengah tempat tidur.
c) Gulingkan
klien pada posisi miring.
d) Letakkan
bantal dibawah kepala dan leher klien.
e) Fleksikan
bahu bawah dan posisikan kedepan sehingga tubuh tidak menopang pada bahu
tersebut.
f) Letakkan
bantal dibawah lengan atas.
g) Letakkan
bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ektremitas berfungsi secara paralel dengan
permukaan bed.
h) Letakkan
bantal, guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi.
i)
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar