Jumat, 12 September 2014

fisiologi dalam persalinan (ASKEB 2)

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.       Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar janin dan placenta dari dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah  persalinan dengan presentasi verteks, aterm, selesai dalam tempo 4-24 jam, dan tidak melibatkan bantuan artifisial maupun komplikasi (Forrer, 2001). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006). Persalinan adalah suatu proses  yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelolah dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008). Persalinan adalah fungsi seorang wanita, dengan fungsi ini produksi konesepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput ketuban) dilepaskan dan dikeluarkan dari uterus melalui vagina kedunia luar (Oxorn, 2003). Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plesenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005).
B.       Fisiologis persalinan
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau postmatur),  mempunyai omset yang spontan (tidak di induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama ), mempunyai janin (tunggal) dengan persentasi verteks (puncak kepala ) dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forseps), tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta yang normal (Forrer, 2001).
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran (Prawirohardjo, 2008).

C.       Perubahan fisiologi menjelang persalinan
Sebelum onset “true labor” terjadi beberapa perubahan fisiologis. Pada nulipara, biasanya kepala janin masuk panggul ± 2 minggu sebelum persalinan (lightening). Kontraksi Braxton Hicks menjadi semakin sering (setiap 10 – 20 menit). Beberapa hari sebelum persalinan, servik menjadi lunak-mendatar dan sedikit membuka serta terdapat ”show” (berupa lendir bercampur darah) . Disebut inpartu, biasanya bila dilatasi servik sudah mencapai = 2 cm.
Ø  True and false labor
True labor : HIS teratur dan semakin sering serta intensitas yang semakin kuat. Rasa tak nyaman pada punggung dan abdomen . Terjadi dilatasi servik. Kontraksi uterus tak dapat dihentikan dengan pemberian sedasi. False labor : HIS tidak teratur dan interval semakin panjang dan intensitas tidak berubah. Rasa nyaman terutama pada bagian bawah abdomen. Tidak terdapat dilatasi servik. Rasa sakit umumnya hilang dengan pemberian sedasi.
D.       Proses persalinan
Kala  I : Dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas & durasi yang cukup - penipisan & pembukaan serviks.
Kala II : Dimulai ketika pembukaan serviks sdh lengkap (+10 cm) & berakhir dengan lahirnya bayi.
Kala III : Segera setelah kelahiran bayi - kelahiran plasenta & selaput ketuban. Kala IV : Satu jam setelah plasenta lahir.
E.        Mekanisme persalinan normal
Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul [ “seven cardinal movements of labor” ] yang terdiri dari : Engagemen Fleksi Desensus Putar paksi dalam Ekstensi Putar paksi luar Ekspulsi.
Ø  Engagemen
Suatu keadaan dimana diameter biparietal sudah melewati pintu atas panggul. Pada 70% kasus, kepala masuk pintu atas panggul ibu dengan oksiput melintang (tranversal) Proses engagemen kedalam pintu atas panggul dapat melalui proses normal sinklitismus , asinklitismus anterior atau asinklitismus posterior.
Ø  Fleksi
Gerakan fleksi terjadi akibat adanya tahanan servik, dinding panggul dan otot dasar panggul. Fleksi kepala diperlukan agar dapat terjadi engagemen dan desensus. Bila terdapat kesempitan panggul, dapat terjadi ekstensi kepala sehingga terjadi letak defleksi (presentasi dahi, presentasi muka). 15 FLEKSI Gerakan fleksi kepala janin yang menyebabkan oksipitofrontalis ( 12 cm) menjadi suboksipito bregmatika.
Ø  Nulipara
Engagemen terjadi sebelum inpartu dan berlanjut sampai awal kala II; MULTIPARA : desensus dan engagemen berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik. Penyebab terjadinya desensus : Tekanan cairan amnion Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong Usaha meneran ibu Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus.
Ø  Putar paksi dalam
Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami putar paksi dalam pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah panggul). Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior (kadang-kadang kearah posterior). Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar panggul.
Ø  Ekstensi
Aksis jalan lahir mengarah kedepan atas, maka agar kepala dapat melewati pintu bawah panggul harus terjadi gerakan ekstensi kepala JANIN lebih dulu. Akibat proses desensus lebih lanjut, terjadi regangan perineum dan diikuti dengan “crowning”.
Ø  Putar paksi luar
Setelah kepala lahir, terjadi putar paksi luar (restitusi) yang menyebabkan posisi kepala kembali pada posisi saat engagemen terjadi dalam jalan lahir. Gerakan ini mengikuti masuknya bahu kedalam panggul.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar