BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
Fisiologi laktasi
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara
rangsangan mekanik, saraf, dan bermacam-macam hormone. Pengaturan hormon
terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan, yaitu:
·
Sebelum Pubertas Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus.
Mendekati Pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari system duktus
terutama di bawah pengaruh hormon estrogen sedang pertumbuhan alveoli oleh
hormone progesterone. Hormon yang juga ikut berperan adalah prolaktin yang
dikeluarkan oleh kelenjar anterior adrenalin, tiroid, paratiroid dan hormone
pertumbuhan.
·
Masa Pubertas Pada masa system duktus proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit lobulo
alveolar yang terletak pada ujung–ujung distal duktulus. Jaringan penyangga
stoma mengalami organisasi dan membentuk septum interlobalir.
·
Masa siklus
menstruasi Perubahan kelenjar peyudara wanita dewasa
berhubungan siklus mentruasi dan pengaruh pengaruh hormone yang mengatur siklus
tersebut seperti estrogen dan progrsteron yang dihasilkan oleh korpus luteum.
Bila kadar hormone tersebut meningkat maka akan terjadi edema lobulus, secara
klinik payudara dirasakan berat mentruasi kadar estrogen dan progesterone,
berkurang. Yang bekerja hanya prolaktin saja. Oedem berkurang berkurang juga.
Hal ini menyebabkan payudara besar sampai umur 30 tahun.
·
Masa Kehamilan Pada awal kehamilan terjadi perningkatan yang jelas dari duktus yang baru
,percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon-hormon
plasenta dan korpus luteum. Hormon yang kurang berperan adenohipofise adalah
hormone ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan dan penuh. Sehingga
besar payudara selalu tambah pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan
mentruasi plasenta dan korpus luteum. Hormon yang membantu mempercepat
pertumbuhan plasenta, korionik gonadotropin,insulin ,kortisol hormone tiroid,
parathyroid, dan hormon pertumbuhan.
·
Pada 3 bulan
Kehamilan Prolaktin dari adenohipofise/hipofise
anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang
disebut kolostrum. Pada masa ini kolostrum masih di hambat oleh estrogen dan
progesteron. tetapi jumlah prolaktim meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan
kolostrum yang ditekan.
·
Pada Trimester kedua
Kehamilan Laktogen plasenta mulai merangsang
pembentukan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormone-hormon terhadap
pengeluaran air susu telah didemontrasikan kebenararannya bahwa seorang ibu
yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal , tetap keluar
kolostrum.
Merupakan bagian integral dari daur produksi manusia dibawah
control hormon prolaktin dan oksitosin.
B.
Anatomi dan Fisiologis payudara
Secara
vertikal payudara terletak diantara kosta II dan VI Secara horizontal terletak mulai dari
pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Secara anatomis dari
luar payudara manusia terdiri dari:
-
Korpus mammae
-
Areola mammae
-
Papilla mammae
Korpus mamae terdiri dari jaringan
parenkhim dan stroma. Jaringan parenkhim
terdiri dari: duktus,lobulus dan alveolus. Jaringan stroma terdiri
dari jaringan ikat,jaringan lemak,pembuluh darah ,syaraf dan getah bening.
Payudara manusia tebagi kurang lebih
10-15 lobus yang melingkar keluar dimulai dari papilla mammae dan terdiri dari
skelompok kelenjar yang memproduksi air susu.
Didalam payudara terdapat bangunan yang disebut
alveolus, yang merupakan tempat air susu diproduksi. Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil ( duktulus),
beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar( duktus).
Di dalam areola, saluran yang besar ini memusat ke dalam putting susu dan
bermuara keluar.
Didalam dinding alveolus maupun saluran,
terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. Masing-masing kelompok mempunyai saluran
sendiri ( duktus laktiferus), yang kemudian mengumpul pada suatu rongga( sinus
laktiferus) di dekat papila mammae. Pada ujung papilla mammae berkumpul sekitar 15-20 duktus kecil yang
terbuka Daerah yang hiperpikmentasi di
sekitar papilla mammae disebut areola mammae. Papilla mammae terdiri dari jaringan erektil yang akan terangsang dengan
aktivitas menyusu, seksual dan rangsangan dingin. Ada 4 macam bentuk
putting susu yaitu:
·
Normal
·
Pendek/
datar
·
Panjang
·
Terbenam/inverted
Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu
berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa puting susu dan
areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “ dot “ke dalam mulut
bayi.
C.
Dukungan bidan dalam pemberian ASI
·
Yakinkan bahwa bayi
memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya
·
Bantulah ibu sedemikian
rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri
·
Biarkan bayi bersama
ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama
·
Ajarkan cara merawat
payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul
·
Bantulah ibu pada waktu
ibu pertama kali memberi ASI
·
Bayi harus ditempatkan
dekat ibunya dikamar yang sama
·
Memberi ASI pada bayi
sesering mungkin
·
Jangan memberikan
minuman lainnya. Yang boleh diberikan hanyalah berikan colostrum dan ASI saja
·
Hindari susu botol dan
dot empeng
D.
Manfaat pemberian ASI
·
Asi mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan
komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi..
·
Asi mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi dimana laktosa ini dalam
usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam laktat. manfaat asam laktat :
-
Menghambat pertumbuhan bakteri yang potologis
-
Mersangsang pertumbuhan mikroorganic yang dapat menghasilkan berbagai asam organic dan mesintesa beberapa jenis vitamin dalam usus
-
Memudah pengendapan calsium casenat (protein susu)
-
Memudahkan penyerapan berbagai mineral
·
Asi mengandung anti bodi / zat penolak yang dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi misalnya:
-
Gastroenteritis
-
Batuk ringan
-
Tetanus, dll
·
Asi lebih aman dari kontraminasi, karena diberikan langsung kemungkinan
tercemar zat berbahaya lebih kecil
·
Temperatur asi lebih sesuai dengan temperatur tubuh bayi
·
Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta
laktoglobulin
·
Asi membantu pertumbuhan gigi lebih baik
·
Asi dapat dipakai sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih sayang
antara ibu dan bayi
·
Asi mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi
·
Asi ekonomis, praktis tersedia setiap waktu pada suhu untuk ideal dan dalam
keadaan segar
·
Proses laktasi dapat membantu menjarangkan kehamilan
Pengeluaran ASI dapat dibedakan atas :
·
Kolostrum: Berwarna kuning jernih dengan protein
berkadar tinggi mengandung : imunoglubulin, laktoferin, ion-ion ( Na, Ca, K, Zn, Fe )
Vitamin (A,D,E,K), lemak dan rendah laktosa Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI
berwarna putih
·
ASI transisi (antara)
mulai
berwarna putih bening, dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan
kemampuan mencerna usus bayi
·
ASI sempurna
pengeluaran ASI penuh sesuai dengan
perkembangan usus bayi sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna
·
Jalinan atau hubungan ibu dan bayi
lebih erat dan mesra
·
Kesempatan bagi ibu untuk
mencurahkan kasih sayang dan berinteraksi
·
Bayi merasa aman dan nyaman serta
tenang, merasa diperhatikan dan dilindungi oleh ibu
·
ASI mengandung nutrient yang
dibutuhkan oleh bayi
·
Mengandung zat kekebalan yang dapat
melindungi bayi dari penyakit
·
Segar dan suhu sesuia dengan suhu
tubuh bayi
·
Ibu merasa puas , bangga dan bahagia
·
Dari hasil riset mengurangi resiko
Ca mammae
E.
Komposisi gizi dalam
ASI
Asi adalah cairan yang alkalis (basa) berwarna putih kebiruan dengan berat
jenis 1031. rata-rata kandungan Asi dikumpulkan selama 24 jam :
-
Protein 1,5%
jauh lebih mudah dicerna bayi jika dibandingkan dengan protein ASS, protein
dari susu disebut kasien. Kadar protein yaitu laktoalbumin dan laktoglobulin
lebih besar Asi.
-
Lemak 3,5%
Asi
mengandung lemak jenuh dan lemak tak jenuh yang sama kadarnya, dapat diabsorbsi
oleh bayi secara lebih mudah dari pada butir-butir lemak yang terdapat pada
susu sapi. Diduga karena bayi telah belajar mengelola kolesterol pada stadium
awal ini. Maka terdapat insiden penyakit jantung yang lebih rendah pada masa
dewasanya
-
Karbohidrat 7,0%
mengandung faktor bifidus dan faktor ini tidak
terdapat didalam air susu sapi
F.
Upaya memperbanyak ASI
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar
prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat perlu untuk
pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui.
Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari alveoli ke
sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah
kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui. Berkurangnya rangsangan
menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan
yang kurang da singkatnya waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin dari
hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, karena diperlukan
kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai
sejak minggu pertama kelahiran.
G.
Tanda bayi cukup ASI
·
BAK sebanyak 6-8 kali/hari
·
Peningkatan BB rata-rata 500
gr/bulan
·
Bayi menetek kurang lebih 8-12
kali/hari
·
Bayi tampak sehat,warnakulit,turgor
baik dan bayi cukup aktif.
H.
ASI ekslusif
Persiapan pembentukan Asi sudah
dimulai sejak awal kehamilan status nutrisi ibu dalam kehamilan mempengaruhi
proses laktasi. Tidak diragukan lagi bahwa Asi adalah makan yang cocok dan
tepat untuk bayi dapat dilihat dari komposisi dan manfaatnya.
Pembentukan air susu sangat dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan kontrol
laktasi serta penekanan fungsi laktasi. Pada seorang ibu yang menyusui dikenal
2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air
susu refleks prolaktin dan refleks “Letdown”
·
Refleks prolaktin
-
Seperti telah dijelaskan
bahwa menjelang akhir kehamilan terutama hormon prolaktin memagang peranan
untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas
prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah
partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka
estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan
bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang
ujung-ujung saraf sensoris yang befungsi sebagai reseptor mekaink. Rangsangan
ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis dan mesensephalon.
Hipotalamus akan menekan prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran
faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi
prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar
prolaktin. Hormon ini merangsan sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat
air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu
tetap berlangsung.
-
Pada ibu yang melahirkan
anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke
2-3. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadaan
seperti, pengeluaran faktor-faktor yang menghambat :
-
stres atau pengaruh
psikis
-
anastesi
-
operasi
-
rangsangan puting susu
-
hubungan kelamin
-
obat-obatan tranqulizer
hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin,fenotiazid.
·
Sedangkan
keadaan-keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah :
-
gizi ibu yang jelek
-
obat-obatan
·
Refleks letdown (milk
ejection reflex)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang
berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise
posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon
ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga
terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan
mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang
telah terbuat dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya
mengalir melalui duktus laktiferus masuk kemulut bayi. Faktor-faktor yang
meningkatkan refleks letdown adalah:
-
melihat bayi
-
mendengarkan suara bayi
-
mencium bayi
-
memikirkan untuk
menyusui bayi
Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah :
·
Feedback Inhibitor Suatu factor local, bila saluran ASI penuh mengirim impuls untuk
mengurangi prosuksi. Cara mengatasi: saluran dikosongkan secara teratur (ASI
ekslusif dan tanpa jadwal).
·
Stres seperti : keadaan bingung/pikiran kacau, takut, Cemas, Penyapihan Bila ada stres dari ibu
yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade dari refleks letdown. Ini
disebabkan oleh karena adanya pelepasa ndari adrenalin (epinefrin) yang
menyebabkan vasokontraksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitoein
sedikit harapannya untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari
tidak sempurnanya refleks letdown maka akan terjadi penumpukan air susu di
dalam alveoli yang secara klinis tampak payudara membesar. Payudara yang besar
dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan
merupakan stres lagi bagi seorang ibu sehingga stres akan bertambah. Karena
refleks letdown tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas. Ketidak
puasan ini akan merupakan tambahan stres bagi ibunya. Bayi yang haus dan tidak
puas ini akan berusaha untuk dapat air susu yang cukup dengan cara menambah
kuat isapannya sehingga tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting
susu dan sudah barang tentu luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang
juga akan menambah stres-nya tadi. Dengan demikian akan terbentuk satu
lingkaran setan yang tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam
menyusui.
I.
Cara merawat payudara
Perawatan payudara perlu mendapatkan perhatian
serius, terutama saat menyusui bayi Anda. Payudara yang sehat dan terawat
baik, mampu melancarkan produksi ASI. Hal ini membuat proses pemberian ASI
menjadi lebih mudah baik bagi ibu maupun bayi. Berikut cara merawat payudara ibu menyusui:
·
Gunakan bra yang mampu menyerap keringat, menyangga payudara dengan baik
dan tidak terlalu sempit. Pilihlah bra khusus ibu menyusui. Hal ini untuk
mempermudah dan membuat Anda lebih nyaman saat memberikan ASI.
·
Bersihkan kedua puting Anda dengan air hangat setiap habis mandi.
Hindari bagian puting terkena sabun mandi sebab dapat membuatnya kering. Tidak
hanya itu, lapisan puting juga bisa terkelupas dan menimbulkan rasa nyeri saat
menyusui.
·
Jika Anda merasa kurang percaya diri dengan puting yang melesak ke
dalam, cobalah gunakan alat penarik puting (nipple corecctor). Namun,
alat ini mungkin tidak dapat membuat puting menonjol dalam waktu sekejap. Perlu
bermingu-minggu melakukannya dengan sabar. Jika perlu, mintalah saran dokter
tentang penggunaan alat tersebut.
J.
Cara menyusui yang benar
posisi menyusui:
·
Ibu merasa santai dan
nyaman waktu menyusui
·
Tubuh bayi dekat dan
menghadap ke payudara ibu
·
Kepala dan badan bayi
berada pada garis lurus
·
Dagu bayi menyentuh
payudara ibu
·
Badan belakang bayi
ditopang
Pelekatan pada payudara adalah bagaimana mulut bayi
melekat pada areola mamae dan putting susu ibu pada waktu akan mulai dan pada
proses menyusui selanjutnya termasuk bagaimana proses bayi menghisap. pelekatan dan menghisap:
·
Mulut bayi membuka lebar
·
Bibir bawah bayi membuka keluar
·
Pipi bayi membulat
·
Lebih banyak areola terlihat dibagian atas mulut
bayi daripada dibawahnya
·
Bayi menghisap pelan dan dalam diselingi
istirahat sebentar
·
Dapat melihat atau mendengar bayi menelan
·
Ibu tidak merasa sakit pada putting waktu
menyusui
·
Menyusui harus sering dan tidak perlu terjadwal
·
Tidak memberikan susu formula
·
Tidak memakai putting susu buatan
·
Menyusui pada kedua payudara
·
Perawatan payudara
·
Pemeliharaan fisik dan psikologis
·
Nutrisi yang bermutu
·
Istirahat yang cukup
K. Masalah dalam
menyusui
1.
Putting susu lecet, Penyebab:
-
Kesalahan dalam tehnik menyusui
-
Terdapat infeksi candida pada mulut bayi
-
Akibat dari pemakaian sabun krim atau zat iritan
lainnya untuk mencuci putting susu
Penatalaksanaan:
-
Bayi disusukan terlebih
dahulu pada putting yang normal atau yang lecetnya sedikit.Untuk putting yang
sakit atau lecet dianjurkan untuk mengurangi frekwensi dan lamanya menyusui
-
Setiap habis menyusui
bekas asi tidak perlu dibersihkan cukup dianginkan sebentar agar kering dengan
sendirinya
-
Jangan menggunakan
sabun, alkohol atau zat iritan yang lain untuk membersikan putting susu
-
Pada putting susu bisa
dibubuhkan minyak kelapa yang telah disterilkan dahulu.
-
Menyusui lebih sering
8-12 kali dalam 24 jam sehingga payudara tidak terlalu penuh dan bayi tidak
terlalu lapar
-
Periksa apakah bayi
menderita moniliasis yang dapat menyebabkan lecet pada putting susu ibu.
2.
Payudara bengkak, Penyebab:
-
ASI tidak disusukan
dengan adekuat
-
Terlambat menyusukan
dini
-
Perlekatan yang kurang
baik
-
Pembatasan waktu
menyusui
Gejala: Payudara edema,sakit,putting susu kencang , kulit mengkilat ,ibu
merasa demam , nyeri pada payudara
Penatalaksanaan:
-
Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan
sebelum menyusui
-
Bisa dilakukan kompres hangat untuk memperlancar
aliran darah payudara, Menyusui lebih sering
untuk memperlancar aliran asi dan menurunkan tegangan payudara, Lakukan perawatan payudara post partum secara
teratur, Susukan bayi tanpa jadwal.
3.
Mastitis, adalah radang pada
payudara, Penyebab:
-
Payudara bengkak yang tidak disusukan secara
adekuat akhirnya menjadi mastitis
-
Putting lecet akanmemudahkan kuman masuk dan
terjadinya payudara bengkak
-
BH yang terlalu ketat yang menyebabkan segmental
engorgement, bila tidak disusukan dengan adekuat dapat menyebabkan mastitis
Gejala:
-
Bengkak, nyeri seluruh payudara atau
nyeri local
-
Kemerahan pada seluruh payudara atau
local
-
Payudara keras dan berbenjol-benjol
-
Badan terasa panas
Penatalaksanaan
-
Menyusui tetap diteruskan
-
Pakai baju atau bh yang tidak
terlalu ketat
-
Istirahat yang cukup dan makan
makanan bergizi
-
Banyak minum air urang lebih 2 liter
perhari
4.
Ibu bekerja, Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya:
-
Sebelum ibu berangkat bekerja bayi
harus disusui. Selanjutnya ASI diperas dan disimpan untuk diberikan pada bayi
selama ibu bekerja,disamping susu formula kalau dperlukan
-
Bila mungkin ibu pulang untuk
menyusui ditengah hari
-
Bayi disusui lebih sering setelah
ibu pulang kerja
-
Tidak menggunakan susu formula pada
hari libur
-
Tidak bekerja terlalu cepat setelah melahirkan
, tunggu 1-2 bulan untuk meyakinkan lancarnya asi dan masalah awal menyusui
telah teratasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar