Jumat, 12 September 2014

proses laktasi dan menyusui

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.       Fisiologi laktasi
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf, dan bermacam-macam hormone. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan, yaitu:
·            Sebelum Pubertas Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati Pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari system duktus  terutama di bawah pengaruh hormon estrogen sedang pertumbuhan alveoli oleh hormone progesterone. Hormon yang juga ikut berperan adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar anterior adrenalin, tiroid, paratiroid dan hormone pertumbuhan.
·            Masa Pubertas Pada masa system duktus proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit lobulo alveolar yang terletak pada ujung–ujung distal duktulus. Jaringan penyangga stoma mengalami organisasi dan membentuk septum interlobalir.
·            Masa siklus menstruasi Perubahan kelenjar peyudara wanita dewasa berhubungan siklus mentruasi dan pengaruh pengaruh hormone yang mengatur siklus tersebut seperti estrogen dan progrsteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormone tersebut meningkat maka akan terjadi edema lobulus, secara klinik payudara dirasakan berat mentruasi kadar estrogen dan progesterone, berkurang. Yang bekerja hanya prolaktin saja. Oedem berkurang berkurang juga. Hal ini menyebabkan payudara besar sampai umur 30 tahun.
·            Masa Kehamilan Pada awal kehamilan terjadi perningkatan yang jelas dari duktus yang baru ,percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon yang kurang berperan adenohipofise adalah hormone ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan dan penuh. Sehingga besar payudara selalu tambah pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan mentruasi plasenta dan korpus luteum. Hormon yang membantu mempercepat pertumbuhan plasenta, korionik gonadotropin,insulin ,kortisol hormone tiroid, parathyroid, dan hormon pertumbuhan.
·            Pada 3 bulan Kehamilan Prolaktin dari adenohipofise/hipofise anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini kolostrum masih di hambat oleh estrogen dan progesteron. tetapi jumlah prolaktim meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan.
·            Pada Trimester kedua Kehamilan Laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormone-hormon terhadap pengeluaran air susu telah didemontrasikan kebenararannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal , tetap keluar kolostrum.
Merupakan bagian integral dari daur produksi manusia dibawah control hormon prolaktin dan oksitosin.




B.       Anatomi dan Fisiologis payudara
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan VI Secara horizontal terletak mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Secara anatomis dari luar payudara manusia terdiri dari:
-            Korpus mammae
-            Areola mammae
-            Papilla mammae
Korpus mamae terdiri dari jaringan parenkhim dan stroma. Jaringan parenkhim terdiri dari: duktus,lobulus dan alveolus. Jaringan stroma terdiri dari jaringan ikat,jaringan lemak,pembuluh darah ,syaraf dan getah bening. Payudara manusia tebagi kurang lebih 10-15 lobus yang melingkar keluar dimulai dari papilla mammae dan terdiri dari skelompok kelenjar yang memproduksi air susu. Didalam payudara terdapat bangunan yang disebut alveolus, yang merupakan tempat air susu diproduksi. Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil ( duktulus), beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar( duktus). Di dalam areola, saluran yang besar ini memusat ke dalam putting susu dan bermuara keluar.
Didalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. Masing-masing kelompok mempunyai saluran sendiri ( duktus laktiferus), yang kemudian mengumpul pada suatu rongga( sinus laktiferus) di dekat papila mammae. Pada ujung papilla mammae berkumpul sekitar 15-20 duktus kecil yang terbuka Daerah yang hiperpikmentasi di sekitar papilla mammae disebut areola mammae. Papilla mammae terdiri dari jaringan erektil yang akan terangsang dengan aktivitas menyusu, seksual dan rangsangan dingin. Ada 4 macam bentuk putting susu yaitu:

·           Normal
·           Pendek/ datar
·           Panjang
·           Terbenam/inverted
Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “ dot “ke dalam mulut bayi.

C.       Dukungan bidan dalam pemberian ASI
·           Yakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya
·           Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri
·           Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama
·           Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul
·           Bantulah ibu pada waktu ibu pertama kali memberi ASI
·           Bayi harus ditempatkan dekat ibunya dikamar yang sama
·           Memberi ASI pada bayi sesering mungkin
·           Jangan memberikan minuman lainnya. Yang boleh diberikan hanyalah berikan colostrum dan ASI saja
·           Hindari susu botol dan dot empeng


D.       Manfaat pemberian ASI
·           Asi mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi..
·           Asi mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi dimana laktosa ini dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam laktat. manfaat asam laktat :
-            Menghambat pertumbuhan bakteri yang potologis
-            Mersangsang pertumbuhan mikroorganic yang dapat menghasilkan berbagai asam organic dan mesintesa beberapa jenis vitamin dalam usus
-            Memudah pengendapan calsium casenat (protein susu)
-            Memudahkan penyerapan berbagai mineral
·           Asi mengandung anti bodi / zat penolak yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi misalnya:
-            Gastroenteritis
-            Batuk ringan
-            Tetanus, dll
·           Asi lebih aman dari kontraminasi, karena diberikan langsung kemungkinan tercemar zat berbahaya lebih kecil
·           Temperatur asi lebih sesuai dengan temperatur tubuh bayi
·           Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta laktoglobulin
·           Asi membantu pertumbuhan gigi lebih baik
·           Asi dapat dipakai sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
·           Asi mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi
·           Asi ekonomis, praktis tersedia setiap waktu pada suhu untuk ideal dan dalam keadaan segar
·           Proses laktasi dapat membantu menjarangkan kehamilan
Pengeluaran ASI dapat dibedakan atas :
·           Kolostrum: Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi mengandung : imunoglubulin, laktoferin, ion-ion ( Na, Ca, K, Zn, Fe ) Vitamin (A,D,E,K), lemak dan rendah laktosa  Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI berwarna putih
·           ASI transisi (antara)
                   mulai berwarna putih bening, dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna usus bayi
·           ASI sempurna
pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna
·           Jalinan atau hubungan ibu dan bayi lebih erat dan mesra
·           Kesempatan bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayang dan berinteraksi
·           Bayi merasa aman dan nyaman serta tenang, merasa diperhatikan dan dilindungi oleh ibu
·           ASI mengandung nutrient yang dibutuhkan oleh bayi
·           Mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit
·           Segar dan suhu sesuia dengan suhu tubuh bayi
·           Ibu merasa puas , bangga dan bahagia
·           Dari hasil riset mengurangi resiko Ca mammae





E.       Komposisi gizi dalam ASI
Asi adalah cairan yang alkalis (basa) berwarna putih kebiruan dengan berat jenis 1031. rata-rata kandungan Asi dikumpulkan selama 24 jam :
-            Protein 1,5%
jauh lebih mudah dicerna bayi jika dibandingkan dengan protein ASS, protein dari susu disebut kasien. Kadar protein yaitu laktoalbumin dan laktoglobulin lebih besar Asi.
-            Lemak 3,5%
                   Asi mengandung lemak jenuh dan lemak tak jenuh yang sama kadarnya, dapat diabsorbsi oleh bayi secara lebih mudah dari pada butir-butir lemak yang terdapat pada susu sapi. Diduga karena bayi telah belajar mengelola kolesterol pada stadium awal ini. Maka terdapat insiden penyakit jantung yang lebih rendah pada masa dewasanya
-            Karbohidrat 7,0%
                   mengandung faktor bifidus dan faktor ini tidak terdapat didalam air susu sapi

F.        Upaya memperbanyak ASI
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui. Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari alveoli ke sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui. Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang da singkatnya waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, karena diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama kelahiran.

G.      Tanda bayi cukup ASI
·           BAK sebanyak 6-8 kali/hari
·           Peningkatan BB rata-rata 500 gr/bulan
·           Bayi menetek kurang lebih 8-12 kali/hari
·           Bayi tampak sehat,warnakulit,turgor baik dan bayi cukup aktif.

H.       ASI ekslusif
Persiapan pembentukan Asi sudah dimulai sejak awal kehamilan status nutrisi ibu dalam kehamilan mempengaruhi proses laktasi. Tidak diragukan lagi bahwa Asi adalah makan yang cocok dan tepat untuk bayi dapat dilihat dari komposisi dan manfaatnya.
Pembentukan air susu sangat dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan kontrol laktasi serta penekanan fungsi laktasi. Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu refleks prolaktin dan refleks “Letdown”
·           Refleks prolaktin
-            Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama hormon prolaktin memagang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang befungsi sebagai reseptor mekaink. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis dan mesensephalon. Hipotalamus akan menekan prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsan sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
-            Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadaan seperti,  pengeluaran faktor-faktor yang menghambat :
-            stres atau pengaruh psikis
-            anastesi
-            operasi
-            rangsangan puting susu
-            hubungan kelamin
-            obat-obatan tranqulizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin,fenotiazid.
·           Sedangkan keadaan-keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah :
-            gizi ibu yang jelek
-            obat-obatan

·           Refleks letdown (milk ejection reflex)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk kemulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks letdown adalah:
-            melihat bayi
-            mendengarkan suara bayi
-            mencium bayi
-            memikirkan untuk menyusui bayi
Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah :
·           Feedback Inhibitor Suatu factor local, bila saluran ASI penuh mengirim impuls untuk mengurangi prosuksi. Cara mengatasi: saluran dikosongkan secara teratur (ASI ekslusif dan tanpa jadwal).
·           Stres seperti : keadaan bingung/pikiran kacau, takut, Cemas, Penyapihan Bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade dari refleks letdown. Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasa ndari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontraksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitoein sedikit harapannya untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak sempurnanya refleks letdown maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yang secara klinis tampak payudara membesar. Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stres lagi bagi seorang ibu sehingga stres akan bertambah. Karena refleks letdown tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas. Ketidak puasan ini akan merupakan tambahan stres bagi ibunya. Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk dapat air susu yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting susu dan sudah barang tentu luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah stres-nya tadi. Dengan demikian akan terbentuk satu lingkaran setan yang tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui.

I.          Cara merawat payudara
Perawatan payudara perlu mendapatkan perhatian serius, terutama saat menyusui bayi Anda. Payudara yang sehat dan terawat baik, mampu melancarkan produksi ASI. Hal ini membuat proses pemberian ASI menjadi lebih mudah baik bagi ibu maupun bayi. Berikut cara merawat payudara ibu menyusui:
·           Gunakan bra yang mampu menyerap keringat, menyangga payudara dengan baik dan tidak terlalu sempit. Pilihlah bra khusus ibu menyusui. Hal ini untuk mempermudah dan membuat Anda lebih nyaman saat memberikan ASI.
·           Bersihkan kedua puting Anda dengan air hangat setiap habis mandi. Hindari bagian puting terkena sabun mandi sebab dapat membuatnya kering. Tidak hanya itu, lapisan puting juga bisa terkelupas dan menimbulkan rasa nyeri saat menyusui.
·           Jika Anda merasa kurang percaya diri dengan puting yang melesak ke dalam, cobalah gunakan alat penarik puting (nipple corecctor). Namun, alat ini mungkin tidak dapat membuat puting menonjol dalam waktu sekejap. Perlu bermingu-minggu melakukannya dengan sabar. Jika perlu, mintalah saran dokter tentang penggunaan alat tersebut.

J.         Cara menyusui yang benar
posisi menyusui:
·           Ibu merasa santai dan nyaman waktu menyusui
·           Tubuh bayi dekat dan menghadap ke payudara ibu
·           Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus
·           Dagu bayi menyentuh payudara ibu
·           Badan belakang bayi ditopang
Pelekatan pada payudara adalah bagaimana mulut bayi melekat pada areola mamae dan putting susu ibu pada waktu akan mulai dan pada proses menyusui selanjutnya termasuk bagaimana proses bayi menghisap. pelekatan dan menghisap:
·           Mulut bayi membuka lebar
·           Bibir bawah bayi membuka keluar
·           Pipi bayi membulat
·           Lebih banyak areola terlihat dibagian atas mulut bayi daripada dibawahnya
·           Bayi menghisap pelan dan dalam diselingi istirahat sebentar
·           Dapat melihat atau mendengar bayi menelan
·           Ibu tidak merasa sakit pada putting waktu menyusui
·           Menyusui harus sering dan tidak perlu terjadwal
·           Tidak memberikan susu formula
·           Tidak memakai putting susu buatan
·           Menyusui pada kedua payudara
·           Perawatan payudara
·           Pemeliharaan fisik  dan psikologis
·           Nutrisi yang bermutu
·           Istirahat yang cukup

K.      Masalah dalam menyusui
1.         Putting susu lecet, Penyebab:
-            Kesalahan dalam tehnik menyusui
-            Terdapat infeksi candida pada mulut bayi
-            Akibat dari pemakaian sabun krim atau zat iritan lainnya untuk mencuci putting susu
Penatalaksanaan:
-            Bayi disusukan terlebih dahulu pada putting yang normal atau yang lecetnya sedikit.Untuk putting yang sakit atau lecet dianjurkan untuk mengurangi frekwensi dan lamanya menyusui
-            Setiap habis menyusui bekas asi tidak perlu dibersihkan cukup dianginkan sebentar agar kering dengan sendirinya
-            Jangan menggunakan sabun, alkohol atau zat iritan yang lain untuk membersikan putting susu
-            Pada putting susu bisa dibubuhkan minyak kelapa yang telah disterilkan dahulu.
-            Menyusui lebih sering 8-12 kali dalam 24 jam sehingga payudara tidak terlalu penuh dan bayi tidak terlalu lapar
-            Periksa apakah bayi menderita moniliasis yang dapat menyebabkan lecet pada putting susu ibu.
2.         Payudara bengkak, Penyebab:
-                ASI tidak disusukan dengan adekuat
-                Terlambat menyusukan dini
-                Perlekatan yang kurang baik
-                Pembatasan waktu menyusui
Gejala: Payudara edema,sakit,putting susu kencang , kulit mengkilat ,ibu merasa demam , nyeri pada payudara
Penatalaksanaan:
-            Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui
-      Bisa dilakukan kompres hangat untuk memperlancar aliran darah payudara, Menyusui lebih sering untuk memperlancar aliran asi dan menurunkan tegangan payudara, Lakukan perawatan payudara post partum secara teratur, Susukan bayi tanpa jadwal.
3.         Mastitis, adalah radang pada payudara, Penyebab:
-            Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat akhirnya menjadi mastitis
-            Putting lecet akanmemudahkan kuman masuk dan terjadinya payudara bengkak
-            BH yang terlalu ketat yang menyebabkan segmental engorgement, bila tidak disusukan dengan adekuat dapat menyebabkan mastitis
Gejala:
-            Bengkak, nyeri seluruh payudara atau nyeri local
-            Kemerahan pada seluruh payudara atau local
-            Payudara keras dan berbenjol-benjol
-            Badan terasa panas
Penatalaksanaan
-            Menyusui tetap diteruskan
-            Pakai baju atau bh yang tidak terlalu ketat
-            Istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi
-            Banyak minum air urang lebih 2 liter perhari
4.         Ibu bekerja, Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya:
-            Sebelum ibu berangkat bekerja bayi harus disusui. Selanjutnya ASI diperas dan disimpan untuk diberikan pada bayi selama ibu bekerja,disamping susu formula kalau dperlukan
-            Bila mungkin ibu pulang untuk menyusui ditengah hari
-            Bayi disusui lebih sering setelah ibu pulang kerja
-            Tidak menggunakan susu formula pada hari libur

-            Tidak bekerja terlalu cepat setelah melahirkan , tunggu 1-2 bulan untuk meyakinkan lancarnya asi dan masalah awal menyusui telah teratasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar